Dengan dalih cinta, banyak orang yang rela berkorban apa aja. Tujuannya hanya satu, agar pasangan bisa bahagia. Tapi, haruskah seperti itu..!?
Banyak wanita mengklaim dirinya sebagai pihak yang paling banyak "berkorban" untuk pria. Sementara, banyak pula pria yang merasa telah "berkorban" dan sangat telaten merawat cintanya...
Terlepas dari pihak mana yang paling banyak berkorban, psikoterapis Dr. Laura Schlessinger dari Los Angeles, menilai " BERKORBAN " adalah hal terbodoh yang dilakukan seseorang.! Tentu, Laura tak bermaksud mengajak kita untuk menjadi egois dan apatis. Buktinya, dia menyarankan kita untuk tetap bersabar dan menjunjung tinggi toleransi..
Katanya sih, wanita memiliki kadar toleransi dan kesabaran yang lebih tinggi dibanding pria. Mungkin itulah sebabnya, kenapa wanita lebih banyak berkorban dan mengalah. Banyak wanita yang merasa harus berkorban. Bahkan, tak sedikit wanita merasa bahagia atas pengorbanannya.
Sebenarnya kebahagiaan yang sejati itu hanya bisa diperoleh jika ada keseimbangan. Jadi, bukan hanya wanita aja ataupun pria aja yang harus berkorban. Tapi harus dua-duanya.!
Pada momen tertentu, berkorban atau mengalah akan sangat membantu sebuah hubungan. Tapi bila dibiarkan terus menerus, kondisi itu bisa berbalik menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja.
Jadi, jangan pernah takut untuk menegosiasikan setiap kondisi atau masalah yang dihadapi. Hal itu bisa menjadi pelajaran toleransi bagi pasangan dan merupakan pelajaran otorisasi bagi diri Anda..