Gejala demoralisasi pada generasi muda saat ini sudah sampai pada tahap yang sangat mengkhawatirkan. Kejahatan, kekerasan, perzinaan, aborsi dan narkoba telah menjadi konsumsi kita sehari-hari yang menghiasi surat kabar dan televisi. Budaya westernisasi dan gaya hidup modern telah diadopsi oleh generasi penerus kita tanpa adanya lagi filter (saringan). Bahkan sudah menjadi kebiasaan yang dianggap membanggakan bagi mereka.
Apakah kita pernah merenunginya.? Mau dibawa kemana negeri ini bila fenomena seperti ini kita biarkan terus terjadi.? Sudahkah kita sebagai orang tua menjaga dan melindungi diri dan keluarga kita.? Sudahkah kita mengingatkan sahabat dan orang-orang disekitar kita agar tidak terkena dampak buruk dari demoralisasi ini.? Atau malah kita merasa nyaman dengan kondisi ini dan membiarkan saja ini terjadi.?
Bukankah Allah sudah jelas memperingatkan kita agar senantiasa dapat menjauhi hal-hal yang dapat menuntun kita ke api neraka.? sebagaimana firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksaan api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah atas apa yang diperintahkan kepada mereka", (QS: At-Tahrim, 6).
Saudaraku yang seiman, ingat dan waspadalah akan gejala demoralisasi ini. Lakukanlah sesuatu mulai dari dirimu dan keluargamu. Jangan biarkan hal ini terjadi.!!
Apa yang harus kita lakukan untuk mencegahnya.?
"Maka akan datang setelah mereka, pengganti-pengganti (yang buruk), yang mengabaikan shalat dan yang mengikuti keinginan (memperturutkan hawa nafsu) nya, maka kelak mereka akan tersesat.", (QS: Maryam, 59).
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua karakter utama yang menyebabkan generasi pengganti kita akan tersesat jiwanya, yaitu yang mengabaikan shalat dan yang memperturutkan hawa nafsunya.
Shalat
Shalat adalah amalan utama bagi setiap muslim dan menjadi tiang agama. Bila shalatnya rusak maka agama pun akan ikut runtuh bersamanya. Shalat juga merupakan amalan yang paling utama dihisab pada hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya dan sebaliknya, (HR. Muslim)".
Dari hadits tersebut tersirat makna bahwa shalat dapat menjadi perisai bagi kita untuk tidak melakukan segala perbuatan yang bertentangan dengan agama dan dapat mencegah kita pula dari perbuatan keji dan mungkar. "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar." (QS.Al-Ankabut: 45).
Pada era moderrn ini kita sering melihat orang yang shalatnya rajin tapi perbuatan keji dan mungkarnya pun rajin juga. Kenapa ini bisa terjadi.? Dimana yang salah.? Ayat diatas.? Atau hadits Nabi diatas.?
Yang salah adalah pada diri dan jiwa kita. Ini terjadi karena kita belum menemukan ruhnya shalat, kita melaksanakan shalat hanya sebatas untuk memenuhi kewajiban semata. Kita tidak menjalani shalat sebagaimana mestinya, kita tidak memahami dan menghayati arti dan makna dari shalat itu sendiri.
Kenapa ini bisa terjadi.? Biasanya karena kita melakukannya bukan karena dasar iman tapi karena perintah dan paksaan dari orangtua atau guru kita dulu dengan tanpa memberi pemahaman yang jelas kenapa kita harus melakukannya.
Sehingga ikatan batin (hubungan langsung) antara kita dan sang pencipta tidak terjalin dengan sempurna yang kemudian berdampak pada tidak terciptanya perisai yang kuat untuk membentengi diri kita dari perbuatan keji dan mungkar.
Apa yang harus kita lakukan sebagai orangtua.? Cara terbaik dalam mendidik adalah dengan memberi pemahaman dan contoh bukan dengan sekedar menyuruh dan melarang apalagi memaksakan.
Ubahlah perilaku kita dan berikanlah contoh yang baik dan pemahaman yang benar kepada anak-anak kita agar mereka dapat memahami arti shalat yang sesungguhnya dan tidak menyia-nyiakan shalatnya. Sehingga mereka dapat menemui ruhnya shalat dan sekaligus menjadi perisai yang akan membentengi diri mereka kelak dari segala perbuatan yang bertentangan dengan agama.
Nafsu
Nafsu adalah sifat dasar dari manusia yang dapat merusak dan membimbing kepada kesesatan bila tidak mampu dikendalikan. Tidak ada kemenangan yang paling besar didunia ini selain kita mampu mengalahkan dan mengendalikan hawa nafsu kita.
Nafsu juga merupakan senjata utama bagi syaithan untuk menjerat manusia ke dalam perangkapnya. Karena sesungguhnya kenikmatan dunia itu berjalan beriringan dengannya, kenikmatan sesaat di dunia untuk kesengsaraan selamanya di akhirat nanti. Banyak yang tertipu dan dibutakan matanya karena kurangnya ilmu dan pemahaman tentang agama.
Nafsu juga merupakan senjata utama bagi syaithan untuk menjerat manusia ke dalam perangkapnya. Karena sesungguhnya kenikmatan dunia itu berjalan beriringan dengannya, kenikmatan sesaat di dunia untuk kesengsaraan selamanya di akhirat nanti. Banyak yang tertipu dan dibutakan matanya karena kurangnya ilmu dan pemahaman tentang agama.
Generasi sekarang banyak yang memperturutkan hawa nafsunya akibat ketidaktahuan dan ketidakpedulian kita sebagai orangtua. Mereka tidak tau apa yang dilakukannya dan bahkan tidak peduli apakah itu halal atau haram, apakah itu boleh atau tidak, dan apakah ini benar atau salah.
Yang penting happy, gaul, keren, trendy, dan sebagainya. Ini bahaya.!! dan tidak bisa dibiarkan.!! Mereka dipastikan akan melangkah menuju kepada kesesatan. Ini tugas dan kewajiban kita sebagai orangtua, kita akan diminta pertanggungjawaban akan hal ini di akhirat nanti.
Mempersiapkan Generasi Penerus
Mendidik dan membentuk karakter generasi penerus kita itu mutlak diperlukan bila tidak ingin menyesal dan menyalahkan mereka dikemudian hari. Ingatlah..!!! Masa depan meraka kita yang tentukan hari ini, bukan mereka. Mereka belum mengerti dan belum tau kemana arah seharusnya mereka melangkah.
Lakukanlah persiapan dengan sebaik-baiknya, baik yang berkaitan dengan ketauhidan, aqidah, pendidikan, dan akhlaknya. Sehingga generasi yang terbentuk nantinya adalah generasi islami, generasi qurani, dan generasi yang rabbani. Bukan generasi iblis dan monster. Na'uzubillahi minzalik.
Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita agar dapat mendidik dan membentuk anak-anak kita menjadi generasi-generasi muslim yang sejati, yang mampu menjaga orangtuanya dan dirinya dari siksaan api neraka.
Semoga bermanfaat bagi kita semua, Aamiin... Aamiin... Ya Rabbal 'Alamiin...
Wassalam...