Pesta demokrasi untuk pemilihan CaLeg sudah didepan mata, tinggal menghitung hari saja. Pesta demokrasi ini adalah pestanya dari segala pesta bagi yang ikut berpesta ria. Bagi pencari rezeki nomplok ini adalah pesta yang dinanti-nanti untuk pelorotin kantong para caleg. Sedangkan bagi caleg yang benar-benar tulus ikhlas dan amanah yang ingin berjuang untuk masyarakat ini juga
merupakan pesta ujian dalam memilih dan memilah mana yang bisa dipercaya diantara masyarakat yang sebagian berprofesi sebagai pencari rezeki nomplok yang mata duitan. Bagi masyarakat yang akan memilih pun pesta demokrasi ini adalah pesta kebingungan dalam memilih dan memilah mana diantara para caleg yang jujur dan benar-benar amanah.
Kenapa saya mengibaratkan pesta demokrasi ini seperti permainan Cang Keucubeit.? karena bagi masyarakat pemilih untuk menyeleksi, menyaring dan memilih caleg yang benar-benar amanah seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Dan bagi caleg untuk mencari, menyaring dan memilih orang-orang yang amanah diantara masyarakat pun seperti mencari pijeit (binatang kecil yang sering bersembunyi) didalam kasur dipan.
Baik caleg maupun masyarakat sama-sama memiliki 1001 ilme peuraboun mata (ilmu menyamar).
Sebagian caleg sangat pintar dalam menyembunyikan kebusukan dan kemunafikannya dengan obral janji dan obral oun mierah (uang pecahan Rp.100.000).
Sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai pencari rezeki nomplok pun tak kalah lihai mempermainkan lidahnya dalam memuji dan memotivasi si caleg agar oun mierahnya keluar dari kantong si caleg, begitu juga dalam merayu masyarakat untuk memilih si caleg yang menjadi mesin ATM nya.
Lagi-lagi masyarakat pun dibuat bingung dalam memilih mana caleg yang benar-benar jujur dan amanah.
Antara caleg, pencari rezeki nomplok dan masyarakat sama-sama bingung dalam Pemilu. makanya Pesta Demokrasi ini saya ibaratkan tak ubahnya seperti "Ma'en Cang Keucubeit" *sejenis permainan petak umpet anak-anak Aceh tempo dulu, disebagian wilayah Aceh yang lain ada yang menyebutnya dengan "Ma'en Peit-Peit atau Peit Som".
Pemilihan Umum memang sangat menarik untuk dibicarakan. Ada yang menanggapinya dengan sikap apatis, skeptis dan ada pula yang menanggapinya dengan penuh harapan kepada calon wakil rakyatnya semoga bisa membawa perubahan-perubahan baru seperti yang diharapkan.
Pemilu tak pernah lepas dari money politic, transaksional, dan intelektual. Namun, ada juga yang lebih mengedepankan rasionalitas, kecerdasan dan intektualitas serta objektivitas figur dari sang Caleg.
merupakan pesta ujian dalam memilih dan memilah mana yang bisa dipercaya diantara masyarakat yang sebagian berprofesi sebagai pencari rezeki nomplok yang mata duitan. Bagi masyarakat yang akan memilih pun pesta demokrasi ini adalah pesta kebingungan dalam memilih dan memilah mana diantara para caleg yang jujur dan benar-benar amanah.
Kenapa saya mengibaratkan pesta demokrasi ini seperti permainan Cang Keucubeit.? karena bagi masyarakat pemilih untuk menyeleksi, menyaring dan memilih caleg yang benar-benar amanah seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Dan bagi caleg untuk mencari, menyaring dan memilih orang-orang yang amanah diantara masyarakat pun seperti mencari pijeit (binatang kecil yang sering bersembunyi) didalam kasur dipan.
Baik caleg maupun masyarakat sama-sama memiliki 1001 ilme peuraboun mata (ilmu menyamar).
Sebagian caleg sangat pintar dalam menyembunyikan kebusukan dan kemunafikannya dengan obral janji dan obral oun mierah (uang pecahan Rp.100.000).
Sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai pencari rezeki nomplok pun tak kalah lihai mempermainkan lidahnya dalam memuji dan memotivasi si caleg agar oun mierahnya keluar dari kantong si caleg, begitu juga dalam merayu masyarakat untuk memilih si caleg yang menjadi mesin ATM nya.
Lagi-lagi masyarakat pun dibuat bingung dalam memilih mana caleg yang benar-benar jujur dan amanah.
Antara caleg, pencari rezeki nomplok dan masyarakat sama-sama bingung dalam Pemilu. makanya Pesta Demokrasi ini saya ibaratkan tak ubahnya seperti "Ma'en Cang Keucubeit" *sejenis permainan petak umpet anak-anak Aceh tempo dulu, disebagian wilayah Aceh yang lain ada yang menyebutnya dengan "Ma'en Peit-Peit atau Peit Som".
Pemilihan Umum memang sangat menarik untuk dibicarakan. Ada yang menanggapinya dengan sikap apatis, skeptis dan ada pula yang menanggapinya dengan penuh harapan kepada calon wakil rakyatnya semoga bisa membawa perubahan-perubahan baru seperti yang diharapkan.
Pemilu tak pernah lepas dari money politic, transaksional, dan intelektual. Namun, ada juga yang lebih mengedepankan rasionalitas, kecerdasan dan intektualitas serta objektivitas figur dari sang Caleg.
Siapapun figur caleg dan partai yang mengusung, ketika sudah terpilih artinya anggota dewan tersebut telah diberi kepercayaan penuh oleh masyarakat untuk memimpin daerah ini, sehingga masyarakat yang diperjuangkan lebih sejahtera.
Caleg tersebut diharapkan mampu bekerja secara optimal demi kepentingan pembangunan, tanpa melihat perbedaan kepentingan individu, kelompok dan golongan tertentu.
Pejabat wakil rakyat yang terpilih nantinya harus benar-benar memberikan kontribusinya dalam membangun masyarakat dan daerahnya. Sehingga akan tercipta masyarakat yang sejahtera dan daerah yang makmur sesuai dengan yang kita harapkan bersama.
CaLeg
Caleg adalah singkatan dari Calon Legislatif, yaitu orang-orang yang mencalonkan dirinya untuk menjadi anggota legislatif atau calon anggota yang akan menempati kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)-RI (untuk pusat), DPRD (daerah) atau DPRA (provinsi) yang akan mewakili aspirasi masyarakat.
Golongan Putih (Golput)
Golput adalah suatu bentuk sikap antipati, masa bodoh/ tidak peduli (apatisme).
Sebagian orang berpikir, dengan menjadi Golput adalah langkah yang terbaik, daripada salah memilih. Ada pula yang memilih untuk menjadi Golput karena tidak ada satu partai pun yang benar-benar pas dihatinya.
Adanya anggapan pada sebagian masyarakat bahwa partisipasi politik adalah hal yang sia-sia belaka dan tidak akan pernah efektif.
Politik itu buruk, jahat dan korup, dan adanya pola pikir “siapapun yang terpilih nantinya tidak akan bisa merubah keadaan, masyarakat tetap saja sengsara".
Sikap apatisme dan antipati terhadap pemilu sangat berbahaya bagi Negara Demokratis karena akan mengarah pada krisis legitimasi kekuasaan dan berpotensi besar jatuhnya kekuasaan pada orang yang salah yang berujung pada merugikan masyarakat juga.
Saya tidak mengatakan Golput itu buruk.!!! Tapi satu hal yang mesti anda ingat dan renungkan adalah :
"Sekuat apapun Golput, Pemerintahan dan kekuasaan akan tetap berjalan jika hanya ada satu orang saja yang mencoblos". Inilah lemahnya sistem Demokrasi.
Anda bisa memilih untuk menjadi Golput pada Pemilu ini dan membiarkan orang lain yang memilihkannya untuk Anda tapi...
Jangan salahkan mereka kalau ternyata yang dipilih mereka tidak sesuai dengan harapan anda.
Anda pun bisa memilih untuk menggunakan hak suara anda dengan cara sembarangan tanpa menyelidiki terlebih dahulu apakah Caleg tersebut amanah atau tidak tapi...
Jangan salahkan diri anda jika yang terjadi nanti juga tidak sesuai dengan harapan anda.
Jadi kesimpulannya adalah semua itu ada pada diri anda sendiri. Saya sangat yakin anda sudah cukup dewasa dalam memilih dan cukup bijak dalam menyikapi setiap keputusan yang anda ambil.
Sebagian orang berpikir, dengan menjadi Golput adalah langkah yang terbaik, daripada salah memilih. Ada pula yang memilih untuk menjadi Golput karena tidak ada satu partai pun yang benar-benar pas dihatinya.
Adanya anggapan pada sebagian masyarakat bahwa partisipasi politik adalah hal yang sia-sia belaka dan tidak akan pernah efektif.
Politik itu buruk, jahat dan korup, dan adanya pola pikir “siapapun yang terpilih nantinya tidak akan bisa merubah keadaan, masyarakat tetap saja sengsara".
Sikap apatisme dan antipati terhadap pemilu sangat berbahaya bagi Negara Demokratis karena akan mengarah pada krisis legitimasi kekuasaan dan berpotensi besar jatuhnya kekuasaan pada orang yang salah yang berujung pada merugikan masyarakat juga.
Saya tidak mengatakan Golput itu buruk.!!! Tapi satu hal yang mesti anda ingat dan renungkan adalah :
"Sekuat apapun Golput, Pemerintahan dan kekuasaan akan tetap berjalan jika hanya ada satu orang saja yang mencoblos". Inilah lemahnya sistem Demokrasi.
Anda bisa memilih untuk menjadi Golput pada Pemilu ini dan membiarkan orang lain yang memilihkannya untuk Anda tapi...
Jangan salahkan mereka kalau ternyata yang dipilih mereka tidak sesuai dengan harapan anda.
Anda pun bisa memilih untuk menggunakan hak suara anda dengan cara sembarangan tanpa menyelidiki terlebih dahulu apakah Caleg tersebut amanah atau tidak tapi...
Jangan salahkan diri anda jika yang terjadi nanti juga tidak sesuai dengan harapan anda.
Jadi kesimpulannya adalah semua itu ada pada diri anda sendiri. Saya sangat yakin anda sudah cukup dewasa dalam memilih dan cukup bijak dalam menyikapi setiap keputusan yang anda ambil.
Tips dan Trik Memilih CaLeg
Caleg adalah salah satu penentu arah kemajuan Aceh untuk masa yang akan datang. Walaupun tidak bisa dipungkiri ada sebagian Caleg yang memanfaatkan pesta demokrasi ini untuk kepentingan pribadi, keluarga, golongan dan kelompok tertentu Tapi tidak tertutup kemungkinan juga ada Caleg yang benar-benar tulus ikhlas dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, jujur dan amanah.
Maka gunakanlah hak suara anda dengan baik dan bijak dalam memilih dan bersikap. Bak salah pileh, Ka meutuka raba.!!! Saya akan coba memberikan tips dan trik dalam memilih CaLeg:
Pilihlah caleg berdasarkan track record sebelumnya, yang mau berbuat bukan hanya bisa janji, pilih karena prestasi kerjanya bukan karna uang dan partainya dan yang paling penting adalah JANGAN MERASA TERPAKSA MEMILIH KARNA ADA ANCAMAN.!!!
Caleg adalah salah satu penentu arah kemajuan Aceh untuk masa yang akan datang. Walaupun tidak bisa dipungkiri ada sebagian Caleg yang memanfaatkan pesta demokrasi ini untuk kepentingan pribadi, keluarga, golongan dan kelompok tertentu Tapi tidak tertutup kemungkinan juga ada Caleg yang benar-benar tulus ikhlas dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat, jujur dan amanah.
Maka gunakanlah hak suara anda dengan baik dan bijak dalam memilih dan bersikap. Bak salah pileh, Ka meutuka raba.!!! Saya akan coba memberikan tips dan trik dalam memilih CaLeg:
- CaLeg Pengangguran: Hati-hati dengan Caleg yang berprofesi sebagai pengangguran karna akan berpotensi mata duitan.
- CaLeg Haus Kekuasaan: Caleg tipe ini biasanya dalam keseharian bersifat arogan, egois, sering menyepelekan dan memandang rendah orang lain.
- CaLeg Cang Keucubeit: Biasanya sering obral janji yang terlalu tinggi dan terkesan tidak masuk akal atau istilah kerennya "janji cet langet".
- Caleg Tidak Berprestasi: Caleg yang sudah pernah jadi anggota dewan tapi kinerjanya amburadul dan sangat sulit untuk ditemui.
Pilihlah caleg berdasarkan track record sebelumnya, yang mau berbuat bukan hanya bisa janji, pilih karena prestasi kerjanya bukan karna uang dan partainya dan yang paling penting adalah JANGAN MERASA TERPAKSA MEMILIH KARNA ADA ANCAMAN.!!!
Semoga Pemilu ditahun 2014 ini bisa berlangsung sesuai dengan azasnya, Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia (LUBER), dan smoga anda menggunakan hak suara dengan memilih dan memilah secara bijak.
Wassalam...