Beliau adalah satu-satunya putri dari kerajaan Gulitan Sagoop (kerajaan Aceh Darussalam) keturunan dari Sulthan Iskandar Muda Meukuta Alam (Sulthan Khamsulkasara). Sang ratu memerintah Kerajaan Aceh Darussalam setelah suaminya Sulthan Iskandar Tsani wafat. Ratu Safiatuddin sangat faham akan ilmu fiqih, tata negara, sejarah, mantik, falsafah, tasawuf, sastra, dan menurut riwayat beliau mampu menguasai beberapa bahasa selain bahasa Aceh, yaitu bahasa Arab, Persia dan Spanyol.